Namun disaat kekuasaan tertingginya kala itu, ia semakin hari semakin menua dan ingin meneruskan kejayaan kerajaannya tersebut.
Sayangnya, hal tersebut seperti tidak akan pernah terjadi karena kedua putranya itu tidak sejalan dan sering berselisih paham.
Sang maharaja yang tahu bahwa ada gejolak di antara kedua putranya memilih untuk menyepi, mencari ilham agar diberikan petunjuk oleh Sang Hyang Tunggal.
Setelah melalui pertapaan panjang selama 1001 malam. Sang maharaja akhirnya memutuskan untuk membagi dua wilayah kerajaan untuk kedua putranya itu secara adil dan bijaksana.
Baca Juga: Ternyata Ini! Asal Usul Destinasi Wisata di Jawa Tengah, Baturaden yang Memiliki Kisah Cinta
Adapun pertimbangan dan maksud lain dari pembagian wilayah kerajaan itu supaya tidak lagi terjadi perselisihan diantara kedua putranya.
Di bagian barat, Raden Tapabaruna akan memerintah dan berkuasa dari daerah Lampung hingga Aceh.
Sedangkan di sisi timur, Raden Sundana akan memerintah dan berkuasa dari Banten hingga ujung Banyuwangi.
Keputusan Prabu Rakata ini akhirnya disepakati oleh kedua putranya. Kelak, ketika Prabu Rakata sudah melepas tahtanya, pembagian wilayah itu akan dilaksanakan.
Setelah itu Prabu Rakata kembali ke pertapaan. Ia menyepi kembali dengan membawa sebuah guci kesayangannya.
Beberapa tahun kemudian saat Prabu Rakata masih menyepi terjadi perang saudara antara kedua putranya.
Peperangan itu terjadi karena Raden Sundana menyerang kerajaan milik Raden Tapabaruna untuk merebut dan menguasai wilayah.
Prabu Rakata mengetahui peperangan yang terjadi di antara kedua putranya. Ia segera mengakhiri pertapaan dan kembali ke kerajaan.
Baca Juga: Hot News! Para Member BTS Dikabarkan Akan Mulai Menjalani Wajib Militer