Destinasi Wisata Budaya Seserahan Hutan Desa Paau Kalimantan, Yuk Simak Bagaimana Sejarahnya Ya

ENAMPAGI - Indonesia terkenal dengan banyaknya budaya dan terkenal dengan destinasi wisatanya seperti di desa Paau Batu Balian yang biasa diadakan acara adat budaya Seserahan Hutan Desa Paau.

Destinasi wisata budaya Seserahan Hutan Desa Paau Batu Balian yang akan diadakan acara adat seserahan ini banyak dihadiri oleh pecinta alam dari penjuru Daerah.

Dikutip Enampagi.id dari Youtube wisata Kalimantan pada 17 September 2022, destinasi wisata budaya Seserahan Hutan Desa Paau Batu Balian ini masih berada di Kabupaten Banjar. Namun, pengunjung harus menaiki kapal untuk sampai ke desa tersebut.

Baca Juga: Hasil Pertandingan Indonesia vs Vietnam di Semi Final Leg 1 Piala AFF 2022, Tidak Ada Gol Tercipta

Desa Paau sendiri terletak di kecamatan Aranio Kabupaten Banjar. Dimana, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata juga telah menetapkn Desa Paau sebagai salah satu destinasi wisata di Kabupaten Banjar.

Dari dermaga pengunjung akan mengarungi waduk riam kanan untuk menuju lokasi desa Paau yang berada di Batu Balian.

Berdasarkan perkataan masyarakat setempat memercayai bahwa Batu Balian merupakan wujud manusia yang menjadi atau berubah menjadi batu kala itu.

Baca Juga: Terinspirasi dari Kartun Pokemon, Beginilah Resep Membuat Mochi Kentang : Enak Banget Bestie!

Konon ketika ritual babalian akan dilaksanakan terdapat salah seorang penabuh gendang yang membawa potongan ekor kera putih yang sudah dikeringkan ketika alunan musik ritual babalian dimulai dipukulkan tabuhan ke gendang.

Dan seketika itu juga tiba-tiba angin datang bertiup dengan kencang semakin kencang sementara kilat juga petir menyambar bertabrakan diudara yang menyebabkan turunnya hujan lebat.

Akhirnya upacara babalian pun terhenti seketika dan orang-orang pun berhamburan menyelamatkan diri masing-masing.

Baca Juga: Spoiler Drama Turki Yali Capkini Episode 16 Tayang 6 Januari 2023 di Star TV, Ferit Tahu Ayahnya Selingkuh?

Namun tak disangka pimpinan balian berdiri kaku dan berubah menjadi batu. Begitu juga sang petatih yang berperan sebagai pengantar komunikasi bersimpuh menjadi batu.

Setelah sampai dermaga pengunjung harus berjalan kaki sekitar 20 menit untuk sampai ke tempat acara adat desa Paau.